STRATEGI MARKETING SEKOLAH DI MASA PANDEMI

Marketing

STRATEGI MARKETING SEKOLAH DI MASA PANDEMI

DITULIS OLEH : DIAN ARDIANTO, M.Pd.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas

(Beliau Adalah Seorang Guru Pendidikan Agama Islam) 

Marketing identik dengan produk yang diperjualbelikan untuk menarik konsumen. Produk yang biasa akan menjadi luar biasa, satu di antaranya terletak pada staregi marketing yang dilakukan oleh perusahaan. Bagaimana ketika marketing itu pada lembaga pendidikan? Ya, seharusnya pengelola pendidikan wajib mempelajari strategi marketing sekolah, karena lembaga pendidikan adalah lembaga sosial yang menawarkan jasa pada konsumen. Terlebih lembaga pendidikan produk yang ditawarkan adalah mutu sekolah.  Jamal Ma’mur Asnawi berpendapat “Mutu sekolah dapat dilihat banyak aspek. Pertama, sumber daya berkualitas, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan anak didik. Kedua, mempunyai alat dan perlengkapan penunjang kegiatan belajar mengajar yang representatif, seperti alat peraga, buku, kurikulum, sarana prasarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, mempunyai perangkat lunak yang representatif, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja dan lain-lain. Keempat, mutu masukan yang membuat harapan dan kebutuhan, seperti, visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita” (2015: 115-116). Oleh karena itu, pengembangan mutu sekolah harus disosialisasikan melalui marketing sekolah dengan stategi on target. Bisa diperhatikan sekolah yang semula maju dengan kualitas dan kuantitasnya kemudian tidak mampu berkompetisi, bisa dipastikan akan turun dan bahkan gulung tikar, sedangkan sekolah yang masih seumur jagung bisa berkembang secara kualitas dan kuantitas karena perencanaan yang bagus dan marketing untuk menarik serta memberikan kepuasan pada konsumen (masyarakat).

Pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan dan berimplikasi pada lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Belajar dari rumah adalah solusi yang ditawarkan pemerintah dalam menyelamatkan dan menjaga kesehatan generasi bangsa. Hal ini sudah berlangsung hampir satu tahun berjalan dengan berbagai risiko teknis mapun non teknis, dari psikis maupun sosial. Akan tetapi, hal tersebut harus menjadi pembelajaran berarti untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam setiap keadaan. Lembaga pendidikan dituntut untuk terus berkembang di situasi pandemi seperti ini untuk memberikan kepercayaan penuh pada masyarakat.

Marketing menjadi salah satu penggerak kemajuan lembaga pendidikan dengan menawarkan dan meyakinkan masyarakat bahwa sekolah memiliki mutu yang bisa dimanfaatkan. Beberapa keunggulan marketing yang dapat memajukan lembaga di era pandemi antara lain:

1. Membuat Brand Sekolah

Branding bisa diartikan kombinasi antara keterampilan, pengalaman, dan suatu usaha untuk menciptakan merek dan karaktristik image yang unik dan spesifik. Ini merupakan salah satu daya tarik masyarakat untuk memberikan kepercayaan lebih pada lembaga pendidikan.

Di antara hal sederhana untuk branding sekolah adalah membuat seragam yang keren, logo sekolah yang elegan, taglane/ slogan yang bisa menghipnotis masyarakat, memanfaatkan media online seperti; website, facebook, twitter, instagram, blog, market place, email marketing.

Media online di zaman digital, terlebih dalam masa pandemi, lebih efektif untuk promosi sekolah dengan cara menampilkan program-program sekolah yang terbaik sehingga masyarakat bisa memilih yang terbaik dari yang baik.

2. Menciptakan Perbedaan

Sebagian orang masih alergi ketika mendengar kata “perbedaan”, karena di alam bawah sadar akan muncul kata-kata sinis, permusuhan, saling curiga. Padahal perbedaan itu melahirkan rahmat, artinya akan terdapat banyak kreatifitas dan inovasi. Bukankah kita lahir dari perantara orang tua yang berbeda?

Perbedaan tidak harus level elite, tetapi lebih harus mengakar atau bagian dari dari karakter sekolah itu sendiri. Dalam suatu contoh, sekolah yang berbasis ICT akan menampilkan gaya pembelajaran dengan media online dan administrasi sekolah berbasis Sistem Informasi Manajemen (SIM). Hal itu sesuai tuntutan Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 untuk mengambarkan cara mengintegrasikan teknologi cyber baik fisik maupun non fisik. Era digital menuntut kita untuk beradaptasi dengan lingkungan, terlebih dalam dunia pendidikan yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi.

3. Menguatkan Solidaritas Internal

Dunia marketing yang penuh dengan dinamika membutuhkan soliditas tim. Konsistensi dan konsekuensi adalah kata kunci yang harus menjadi kekuatan dalam membangun kesuksesan. Hal ini juga berlaku pada marketing sekolah yang harus saling support dalam setiap program sekolah agar dapat dipromosikan atau dipresentasikan yang terbaik kepada masyarakat.

Satu jalan bersama menuju gerbang kesuksesan dengan saling menguatkan, membangun komunikasi aktif, dan kreativitas. Memberi saran dan masukan kontruktif juga akan memperkokoh misi sekolah.   

4. Melahirkan Keunggulan

Setiap sekolah pasti memiliki keunggulan masing-masing sesuai yang diharapkan. Keunggulan sekolah meliputi dua hal. Pertama, Keunggulan Akademik yang berputar pada numerasi dan literasi. Dengan melalakukan tes psikologi di awal masuk siswa baru, sekolah akan mengetahui lebih dini tentang kemampuan siswa dalam bidang akademik ditambah dengan tes mata pelajaran tertentu yang dikehendaki sekolah. Selanjutnya, sekolah dapat memberikan materi privat sesuai dengan kemampuan akademik siswa, sehingga setiap event dinas maupun non dinas mampu bersaing meraih prestasi akademik. Kedua, keunggulan non akademik yang lebih mengarahkan siswa pada aspek skill melalui kegiatan ekstrakurikuler. Terlebih pemerintah membuat program Double Track berdasar PerGub no 139 tahun 2018 adalah sekolah yang menyelenggarakan dua program pendidikan, yaitu pendidikan formal dan program pendidikan kewirausahaan pada tingkat menengah atas. Hal ini bisa menjadi ruang untuk sekolah swasta yang bisa lebih membekali siswa dengan skill sesuai dengan keahlian yang ada di masyarakat sekitar sekolah. Tujuan dari program double track ini untuk mengurangi angka pengangguran setelah lulus dari sekolah menengah atas, khususnya untuk siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Dengan melakukan empat hal ini diharapkan sekolah mampu meningkatkan mutu sekolah dan mampu memiliki daya saing yang tangguh baik secara kelembagaan maupun personal warga sekolah.  Gambaran umum ini bisa diterjemahkan lebih luas sesuai dengan kondisi sekolah.