Pandaan, SMARIFDA.sch.id. Pandemi Covid-19 membuat banyak sekali perubahan di berbagai sektor, salah satunya adalah pendidikan. Masa pandemi Covid-19 merupakan sebuah kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan pembelajaran atau learning loss yang berbeda-beda pada ketercapaian kompetensi peserta didik. Selain learning loss, banyak studi nasional maupun internasional yang menyebutkan bahwa Indonesia juga telah lama mengalami krisis pembelajaran atau learning crisis. Studi-studi tersebut menemukan tidak sedikit anak di Indonesia yang kesulitan memahami bacaan sederhana ataupun menerapkan konsep matematika dasar. Temuan tersebut juga menunjuikkan adanya kesenjangan pendidikan yang cukup curam di antar wilayah dan kelompok sosial di Tanah Air.
Melihat berbagai tantangan yang terjadi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencoba untuk melakukan upaya pemulihan pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan Kemendikbudristek guna mengatasi permasalahan yang ada ialah mencanangkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Perubahan kurikulum merupakan salah satu perubahan sistemik yang dapat memperbaiki dan memulihkan pembelajaran. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Selain itu, kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Kurikulum Merdeka baru akan dijadikan kurikulum nasional pada tahun 2024 mendatang. Namun, untuk saat ini Kurikulum Merdeka baru menjadi opsi bagi satuan pendidikan. Jadi kesimpulannya Kurikulum Merdeka bukanlah kurikulum yang wajib diterapkan satuan pendidikan untuk saat ini.
SMA Maarif NU Pandaan adalah sekolah dengan basic agama dan diperkaya juga dengan bekal IT serta jiwa wirausaha dengan harapan terbesar alumni SMA Maarif NU Pandaan menjadi alumni yang bisa dibanggakan dengan sekian bekal yang sudah diperoleh selama berada di sekolah, tentu saja tidak boleh lepas dari prinsip akhlaqul karimah. Mengikuti perkembangan adalah mutlak terkait hal apapun baik di bidang akademik maupun non akademik. Sejalan dengan kondisi learning loss yang terjadi di Indonesia maka mau tidak mau dan suka tidak suka harus ada perubahan yang benar-benar mengena untuk peserta didik. Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek diharapkan akan membawa angin segar dunia pendidikan setelah 2 tahun bergulat dengan belajar daring.
Selangkah lebih maju menyikapi dicanangkannya Kurikulum Merdeka, pada hari Kamis tepatnya tanggal 26 Mei 2022, SMA Maarif NU Pandaan melaksanakan kegiatan “Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka/Kurikulum Paradigma Baru di Satuan Pendidikan”. Kegiatan workshop ini dilaksanakan sebagai upaya lembaga menyongsong diberlakukakannya Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Nasional di tahun 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 50 tenaga pendidik dan 14 tenaga Pendidikan, serta dihadiri juga oleh pengurus Yayasan (BP3MNU) dan penyampaian materi oleh nara sumber tunggal Ibu Dr. Ninik Kristiani, M.Pd, beliau adalah Tim Pengembang Kurikulum Dinas Provinsi Jawa Timur dan Tim Pengembang Kurikulum Kemendikbudristek. Kehadiran beliau sebagai nara sumber sangatlah dinantikan mengingat kurikulum merdeka adalah sesuatu yang baru bagi seluruh warga sekolah sehingga butuh pemahaman detail dari seorang pakar yang memang bergelut di bidang Kurikulum. Kegiatan workshop ini dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah Abdul Gofur, M.Pd dimana beliau menyampaikan beberapa hal penting tentang kesiapan sekolah menyongsong diberlakukannya secara nasional Kurikulum Merdeka. SMA Maarif NU Pandaan pada tahun pelajaran 2022/2023 akan menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri berubah, dimana seluruh perangkat ajar yang akan digunakan telah disiapkan oleh Kemendikbudristek, dan kemudian sekolah bisa menganalisa seluruh perangkat ajar yang digunakan, terutama karena dalam Kurikulum Merdeka ini terdapat kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) sehingga sekolah harus benar-benar siap dengan beberapa perubahan dalam kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan workshop dilaksanakan mulai pukul 07.30 dan diakhiri pukul 15.00, dengan serangkaian kegiatan yang sudah disiapkan oleh sekolah. Padatnya kegiatan membuat para peserta workshop harus memutar otak karena menghadapi beberapa hal yang baru, dimana hal tersebut tidak ditemukan dalam Kurikulum 2013. Perangkat ajar dengan istilah-istilah baru harus dicermati dan benar-benar dipahami, tidak hanya menghafal kata per kata tetapi esensi dalam perangkat tersebut juga harus dipahami. Detik demi detik dilalui oleh peserta workshop dimana nara sumber langsung mengajak peserta untuk mempraktikkan membuat perangkat ajar diantaranya telaah CP (capaian pembelajaran) , menyusun TP (tujuan pembelajaran), ATP (alur tujuan pembelajaran), modul ajar dan bahan ajar, dimana hasil penugasan dari seluruh peserta nantinya akan dipantau langsung oleh nara sumber.
Ada beberapa hal yang mendasari mengapa saat ini Kurikulum Merdeka masih dijadikan opsi. Kemendikbudristek ingin menegaskan bahwa satuan pendidikan memiliki kewenangan serta tanggung jawab untuk melakukan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah. Alasan lainnya mengapa Kurikulum Merdeka menjadi opsi adalah perlu dilakukan sosialisasi dan penyesuaian terlebih dahulu sebelum Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional. Pendekatan bertahap ini memberi waktu bagi guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk belajar.Oleh karena itu SMA Maarif NU Pandaan mengambil langkah lebih awal untuk beradaptasi terlebih dahulu dengan menerapkan Kurikulum Merdeka sistem IKM Mandiri Berubah (Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah) pada jenjang kelas X tahun pelajaran 2022/2023 dengan harapan akan membawa perubahan iklim belajar mengajar dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik yang telah lama terabaikan karena kondisi pandemi.

Perubahan kerangka kurikulum tentu menuntut adaptasi oleh semua elemen sistem pendidikan. Proses tersebut membutuhkan pengelolaan yang cermat sehingga menghasilkan dampak yang kita inginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, opsi kurikulum ini adalah salah satu upaya manajemen perubahan dalam dunia Pendidikan, khususnya di SMA Maarif NU Pandaan. Sukses dan jayalah terus SMA Maarif NU Pandaan.(AH)
Comments are closed.